Suhu Dingin, Jazz, dan Budaya di Dieng Culture Festival



Ajang perhelatan budaya Dieng Culture Festival (DCF) 2018 sukses digelar akhir pekan kemarin. Selama tiga hari penyelenggaraan, 3 hingga 5 Agustus 2018, DCF 2018 dipadati lebih dari 150 ribu wisatawan.

Wisatawan memadati beragam acara yang disajikan. Di hari pertama, DCF 2018 menyajikan Festival Desa Wisata Banjarnegara yang bertujuan membangkitkan semangat desa wisata dalam membangun pariwisata Banjarnegara. Kegiatan ini diikuti 18 stand Desa Wisata yang menghadirkan keunggulannya masing-masing.

Pada malam harinya, wisatawan dihangatkan suguhan Jazz Atas Awan yang menampilkan sejumlah musisi. Dengan bintang tamu utama band blues kenamaan tanah air Gugun Blues Shelter di panggung utama, kompleks Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Grup Band yang berangotakan Gugun (gitar), Fajar (bass) dan Bowie (drum) sukses menghangatkan kawasan Candi Arjuna yang menjadi venue DCF 2018, meskipun suhu di sana mencapai 3 derajat celcius tak menyurutkan semangat untuk menghibur wisatawan yang datang.

"Ini pengalaman pertama main di dalam kulkas. Enak nggak sound gitar gue?," ujar Gugun yang malam itu membawakan 10 lagu.

Gugun, yang baru pertama kali hadir di Dieng, merasa antusias meskipun tangannya sempat kram akibat kedinginan. Tidak ingin menghilangkan euforia penonton, dia kembali mengajak hadirin mencair dalam hits barunya yang berjudul "Sweet Looking Woman".

"Mati rasa nih tangan, Dieng gokil," ujarnya di sela-sela lagu.

Memasuki hari kedua, DCF yang didukung Kementerian Pariwisata sebagai satu dari 100 Calender of Event (COE) nasional, semakin meriah dengan berbagai suguhan festival. Mulai dari Festival Caping, Festival Domba, Festival Bunga, Festival Tumpeng serta ragam pertunjukkan seni serta pelaksanaan Kirab Budaya yang dilanjutkan dengan Sendratari Rambut Gembel.

Sontak hal ini tidak hanya menarik wisatawan yang datang dari berbagai daerah tanah air, tapi juga masyarakat setempat yang ikut merasakan kemeriahan. Setiap tahunnya Dieng Culture Festival memang menjadi ajang masyarakat berkumpul dan menikmati suguhan budaya dan seni yang dihadirkan.

Sama seperti malam sebelumnya, di hari kedua juga digelar Jazz Atas Awan dengan bintang tamu yang dirahasiakan. Tepat pukul 21.00 WIB, bintang tamu yang dirahasiakan itu naik panggung.


Mereka adalah Letto yang dikenal dengan berbagai hitsnya. Mulai dari  "Sebelum Cahaya", "Sandaran Hati" hingga "Ruang Rindu", yang sontak membuat wisatawan menyanyi bersama. Dengan sesekali menggunakan bahasa jawa, anak pertama budayawan Emha Ainun Nadjib itu sukses mengajak penonton berdendang.

Penerbangan lebih dari 5.000 lampion berwarna-warni menjadi puncak kemeriahan malam itu. Langit Dieng yang gelap dan dingin, berubah menjadi warna-warni penuh keindahan.

Ribuan lampion dan kembang api meramaikan ajang Dieng Culture Festival 2018Dan tidak hanya sampai disitu, musisi kejutan lainnya, The Rain menutup malam itu dengan manis. Berbagai hits seperti "Terlatih Patah Hati" membuat wisatawan enggan beranjak.

Humas DCF, Aprilianto, mengatakan, setiap tahunnya panitia memang sengaja tak memberi informasi musisi yang akan tampil. Hal ini agar wisatawan benar-benar datang bukan untuk menyaksikan bintang tamu. "Tapi untuk menikmati Dieng," kata dia.

Puncak dari tiga hari penyelenggaraan acara akhirnya berlangsung pada Ahad (5/8) pagi. Yakni proses pemotongan rambut anak gimbal yang sarat akan makna budaya. Tercatat ada 11 anak gimbal yang hari itu menjalani proses pemotongan rambut.

Ke-11 anak itu awalnya mengikuti ritual arak-arakan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sebelum kemudian mengikuti prosesi Jamasan, dengan menggunakan air yang dianggap suci oleh masyarakat.

Sumber: Republika.co.id

Belum ada Komentar untuk "Suhu Dingin, Jazz, dan Budaya di Dieng Culture Festival"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel