Tradisi Mandi Lumpur Di Pulau Dewata


Masih menjujung tinggi adat dan budaya, Korea memiliki tradisi mandi lumpur bernama Boryeong Mud Festival.

Tak hanya Korea saja, ternyata Bali juga punya tradisi mandi lumpur bernama Mebuug-Buugan lho.

Bukan sekedar bersenang-senang, tradisi Mebuug-Buugan ini ternyata sarat akan makna.

Tradisi Mebuug-Buugan di Bali ini memiliki tujuan tersendiri, yakni untuk lebih mampu mendekatkan diri dengan sumber kehidupan serta kemakmuran.


Buug sendiri diambil dari bahasa Bali yang artinya lumpur atau tanah.

Nah, jadi nggak heran kan travelers, kalau tradisi ini identik dengan mandi lumpur?

Sudah menjadi kesehariann masyarakat Bali memang, melakukan segala aktivitas yang berkaitan dengan lumpur.

Terlebih bagi warga Bali yang berprofesi sebagai seorang petani.

Tradisi Mebuug-Buugan ini biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah perayaan Nyepi selesai.


Di saat inilah warga mulai kembali menggarap sawah, sejumlah desa juga sangat antusias menyambut perayaan Mabuug-Buugan ini.

Tak hanya lempar-lemparan lumpur, dalam Mebuug-Buugan ini juga terdapat berbagai macam jenis perlombaan.


 Ada lomba menangkap bebek, lomba lari di lumpur hingga perang lumpur dapat dengan mudah dilakukan dalam Mebuug-Buugan ini.

Sempat meredup di tahun 1963-2015 karena berbagai peristiwa termasuk meletusnya Gunung Agung, kini tradisi Mebuug-Buugan mulai dilakukan kembali.

Biasanya tradisi Mebuug-Buugan ini diadakan di wilayah hutan bakau Kedonganan.

Wah, kelihatanya seru sekali ya, travelers? Coba cari waktu terbaik berlibur ke Bali usai Nyepi ya, travelers.

Siapa tahu, kalian beruntung bisa menyaksikan eloknya tradisi Mebuug-Buugan ini. [Guideku.com]


Belum ada Komentar untuk "Tradisi Mandi Lumpur Di Pulau Dewata"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel