Batik Motif Parang Diangkat Agar Semakin Lestari


Batik motif Parang memang memiliki makna yang sakral dan dalam.
Pada pameran Wasiat Agung Negeri Nusantara (Warisan) yang dilaksanakan pada 22 - 25 November 2018 di JCC, Senayan, Jakarta, motif Batik yang akan diangkat menjadi tema besar adalah Parang. Saat ini, bisa dilihat, motif Parang sudah banyak digunakan pada kain Batik. Kemudian, setiap lapisan masyarakat bisa dengan bebas menggunakan batik motif parang pada berbagai kesempatan acara.

Ternyata, menurut Romi Oktabirawa salah satu kurator batik pada pameran Warisan 2018, motif Parang memiliki sesuatu arti yang sakrang.

"Dahulu Panembahan Senopati membuat Parang itu terinspirasi dari deburan ombak dari karang yang bisa tetap berdiri. maknanya adalah kekuatan mental. Dengan woro - woro motif Parang ini di pameran Warisan, diharapkan pemakainya tahan dari cobaan dan kuat," kata Romi saat ditemui di acara temu media pameran Warisan 2018 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Kamis, (15/11/2018).

Ada salah satu jenis Parang yaitu Parang Barong. Ini adalah motif yang memiliki ukuran lebih besar dari Parang Rusak. Motif ini memiliki makna untuk pengendalian diri dalam dinamika usaha terus menerus, kebijasanaan dalam gerak, dan kehati - hatian dalam bertindak.

"Sultan Agung menciptakan Batik Parang Barong. Mencirikan Parang yang lebih besar," tambahnya.

motif Parang ini sangat disakralkan. pada jaman dahulu, terjadi pelarangan karena tidak boleh dipakai orang biasa. Karena unsur historikalnya sangat tinggi.

"Namun, dengan berkembangnya saat ini, sekarang banyak Parang - Parang lain yang muncul ribuan. Tapi ada juga ada Parang yang sakral ada ukuran dan bentuk yang ada filosofinya masing - masing. Tata warnanya juga. tidak boleh tua dan tidak boleh lebih muda," tegasnya.

Sumber : Inilah.com

Belum ada Komentar untuk "Batik Motif Parang Diangkat Agar Semakin Lestari"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel